Sabtu, 25 Juni 2016

Motivasi Kerja Mahasiswa Jurusan Akuntansi Setelah Mempelajari Bidang Akuntansi


Saya pernah mendengar dari orang tua dulu, bahwa jika ingin melanjut sekolah tinggi, pilih lah jurusan ekonomi, apapun fokusnya, karena kelak tenaga dan pikiran kita akan sangat dibutuhkan. Itu kata orang dulu. Mungkin jika orang yang berbicara itu sekarang masih hidup? Dia akan sangat menyesal berbicara seperti itu, melihat ke ironisan sekarang. Ya, memang dahulu lulusan dari ekonomi sangat dielu-elukan menjadi ekonom ulung, dan bekerja di kantor-kantor bertingkat, berlantai marmer, dan berpendingin ruangan, tapi mungkin sekarang tidak. Ambil saja contoh juruaan akutansi dengan tujuan ranah perbankan. Mungkin dahulu pihak bank akan mencari lulusan yang pandai berhitung cepat, atau pandai mengebet uang menggunakan jemari, atau bahkan lihai mengoperasikan komputer. Tapi sekarang berbeda. Banyak pihak bank yang justru mencari rekrutan yang pandai dan sudah terdidik secara retorika, seperti jurusan sastra, hukum, dan sosial. Tidak dapat dibohongi jika dahulu, lulusan akutansi dibutuhkan untuk menelola keuangan dan uang masuk secara manual, tanpa harus berretorika untuk menarik nasabah bergabung bersama perusahaan tersebut. Tapi sekarang semua berbeda, bak partai fase grup dalam piala eropa 2016 terkadang prediksi bisa terpatahkan oleh hasil dilapangan. Ya benar, bank diera sekarang lebih mencari lulusan yang berpenampilan menarik, dan pandai berretorika seperti lulusan sastra, hukum, dan sosial. Perkara mengoperasikan komputer untuk mengelola uang? Hal itu bisa dipelajari lewat trening selama 3-5 bulan sebelum bekerja, itu aturan yang di buat pemerintah untuk semua perbankan di negeri ini tanpa terkecuali. Ironis, saking laris manisnya kampus dengan dibukanya jurusan akutansi, bak kacang rebus di musim penghujan. Baik kampus dengan embel negeri, swasta ternama, swasta menengah, hingga swasta di bawah naungan ruko-ruko sewa dua tahun tarik. Saking banyaknya lulusan akutansi, dan banyak pula peluang kerjanya, namun peluang itu ternyata lebih banyak berpihak pada lulusan selain akutansi seperti sastra, hukum, dan sosial, yang lebih mengedepankan humaniora atau hubungan sesama manusia yang lebih intim untuk memikat nasabah menggunakan jasa bank tersebut. Miris, lulusan akutansi mati dalam persaingan mendapatkan pekerjaan dengan lulusan akutansi dari kampus lain. Di lain sisi, saat mereka beradu, muncul lulusan lain yang mengambil alih ranah mereka, dengan embel-embel, pandai berretorika. Andai saja akutansi diajari retorika, mungkin mereka tak akan semiris ini sekarang. Ilmu yang mereka palajari, uang yang mereka keluarkan, waktu yang mereka luangkan. Ternyata tergantikan oleh mesin yang dilengkapi dengan rumus-rumus instan yang dioperasikan oleh tangan-tangan non akutansi. Saya miris dengan kenyataan yang ironis, karena saya akutansi dan saya nanti ketika lulus tidak hanya bersaing dengan jutaan lulusan akutansi yang akan memperebutkan ratusan lapangan pekerjaan, tetapi bersaing pula dengan ratusan lululusan sastra, hukum, dan sosial. Ternyata orang tua dulu salah, ia hanya meramal akutansi dan ekonomi beberapa tahun setelahnya, bukan puluhan tahun selanjutnya. System perkuliahan harus segera dirubah, tidak hanya mementingkan teori semata tetapi praktek lapanganlah yang sangat penting. Dengan keahlian dan pengalaman dari praktek lapangan membuat lulusan lulusan akuntansi dapat Berjaya.

Tulisan ini untuk memenuhi tugas softskill mata kuliah Akuntansi Internasional
Nama   : D. Auliasari
Dosen  : Jessica Barus, SE., MMSI
UNIVERSITAS GUNADARMA

Rabu, 22 Juni 2016

Analisis Jurnal - Perbedaan IFRS, U.S. GAAP, dan PSAK: Investement Property


Topik/ Tema    : Perbedaan IFRS, U.S. GAAP dan PSAK

Judul               : Perbedaan IFRS, U.S. GAAP, dan PSAK: Investement Property

Penulis             : Nunik L.D


Laporan keuangan yang disajikan oleh suatu organisasi harus dapat dipahami, relevan, dan dapat diandalkan, serta dapat dibandingkan, agar berguna bagi pembuat keputusan atau pengguna laporan keuangan tersebut. Demi memperoleh informasi berdaya banding dan berterima nasional dan global antara penyusun laporan keuangan dan penggunanya (khususnya investor), sehingga tidak menimbulkan informasi yang asimetris  dan untuk mencegah moral hazard, maka diperlukan suatu standar akuntansi yang berkualitas tinggi, memberi rambu-rambu dan memandu perilaku usaha yang sehat. Penggunaan standar akuntansi internasional di Indonesia sudah berlangsung sejak tahun 1973 dan Indonesia telah mengalami beberapa perubahan aturan diantaranya: menggunakan aturan Belanda; menggunakan aturan (GAAP) dari Amerika Serikat; yang ketiga atau hingga saat ini menggunakan (IAS). Metoda penelitian yang digunakan dalam tulisan ini adalah metoda penelitian deskriptif dengan menggunakan sumber data dari berbagai literature berupa buku, informasi di media cetak maupun elektroknik serta dari internet. Indonesia mengadopsi IFRS secara penuh salah satunya pada properti investasi (Investment Property). Properti investasi diakui sebagai aset jika dan hanya jika: (a) besar kemungkinan manfaat ekonomis di masa depan dari aset yang tergolong properti investasi akan mengalir ke dalam entitas; dan (b) biaya perolehan properti investasi dapat diukur dengan andal. U.S. GAAP secara tegas tidak mengijinkan penggunaan model nilai wajar dalam pengukuran properti investasi, sedangkan pengukuran dalam IFRS dan PSAK mengijinkan penggunaan model nilai wajar. Untuk dasar/basis pengukuran properti investasi antara IFRS dan U.S. GAAP berbeda. Pada IFRS dan PSAK ada pengukuran pada saat pengakuan awal dan pengukuran setelah pengakuan awal, sedangkan dalam U.S. GAAP tidak ada pengukuran pada saat pengakuan awal dan pengukuran setelah pengakuan awal. Dalam hal pengungkapan, PSAK No. 13 Tahun 2004 paragraf 44 (mengacu pada U.S. GAAP) menyatakan pengungkapan adalah tepat jika nilai wajar dari investasi properti yang dipertanggungjawabkan sebagai investasi jangka panjang tidak dicatat pada nilai wajar. Sedangkan pengungkapan dalam IFRS dan PSAK selain pengungkapan secara umum juga harus ditambah dengan pengungkapan model nilai wajar atau pengungkapan model biaya.  Berdasarkan uraian pembahasan terlihat perbedaan antara IFRS, U.S. GAAP dan PSAK dalam hal properti investasi, mulai dari penyajian, pengakuan, pengukuran, dan pengungkapannya. Perbedaan yang paling signifikan antara IFRS, U.S. GAAP dan PSAK adalah dengan memandang pada sisi pengukuran, yang mana IFRS dan PSAK menggunakan model biaya dan model nilai wajar sedangkan dalam U.S. GAAP hanya menggunakan model biaya. Untuk memahami mengapa IFRS dan PSAK tidak ada perbedaan, hal tersebut terjadi karena PSAK mengadopsi IFRS secara penuh. pengadopsian IFRS secara penuh mengenai properti investasi, informasi keuangan yang dihasilkan mengenai properti investasi adalah informasi yang berkualitas tinggi sehingga dapat diperbandingkan, investor-investor dapat membuat keputusan yang lebih baik, perusahaan-perusahaan dapat memperbaiki proses pengambilan keputusan khususnya mengenai merger dan akuisisi, dan akuntansi mengenai properti investasi menjadi lebih jelas karena sudah diatur secara khusus dalam standar (PSAK No. 13 Revisi 2007/SAK per 1 Juli 2009).


Sumber : Jurnal Akuntansi Vol.2 No.1 Mei 2010: 59-69

Tulisan ini untuk memenuhi tugas softskill mata kuliah Akuntansi Internasional
Nama   : D. Auliasari
Dosen  : Jessica Barus, SE., MMSI

UNIVERSITAS GUNADARMA

Analisis Jurnal - Peluang Manajemen Laba Pasca Konvergensi IFRS: Sebuah Tinjaun Teoritis dan Empiris


Tema/Topik     : Manajemen laba pasca konvergensi IFRS
Judul               : Peluang Manajemen Laba Pasca Konvergensi IFRS:  Sebuah Tinjaun Teoritis dan Empiris
Penulis             : Ari Dewi Cahyati

Di era globalisasi yang ditandai dengan banyak munculnya perusahaan multinasional kebutuhan akan standar akuntansi internasional memang mutlak diperlukan. Pelaporan keuangan transnasional mensyaratkan perusahaan harus memahami praktik akuntansi ditempat perusahaan tersebut berkedudukan. Tentu saja akan timbul suatu masalah ketika standar akuntansi yang dipakai di negara tersebut berbeda dengan standar akuntansi yang dipakai di negara lain. Investor dan kreditor serta calon investor dan calon kreditor akan menemui banyak kesulitan dalam memahami laporan keuangan yang disajikan dengan standar yang berbeda-beda. Hal tersebut diatas yang mendorong timbulnya standar akuntansi internasional (IFRS) yang dirumuskan oleh IASB (International Accounting Standard Board). Metode yang digunakan adalah tinjauan teroritis dan empiris, Beberapa argument yang melatarbelankangi konvergensi ke IFRS adalah bahwa Perbedaan standar akuntansi akan menjadi hambatan investasi antar Negara, ketika terdapat keseragaman standard akuntansi maka investor di Negara lain akan memudahkan investor/calon investor, kreditur/calon kreditur memahami laporan keuangan perusahaan. Dari sisi akuntansi konvergensi ke IFRS meningkatkan kualitas pelaporan laporan keuangan ke pasar modal. dengan likuiditas pasar dan penurunan biaya modal (cost of capital) perusahaan. Selain itu penggunaan praktik akuntansi yang sama di berbagai negara akan memudahkan investor dalam mendeteksi manajemen laba. Ewert dan Wagenhof (2005) menyatakan bahwa standar akuntansi yang semakin ketat dapat menurunkan manajemen laba dan meningkatkan kualitas pelaporan keuangan. Konvergensi ke IFRS akan membawa dampak positif, Dari sisi ekonomi adalah dengan adanya standar yang seragam maka akan mengurangi hambatan investasi lintas Negara dan dari sisi akuntansi adalah meningkatnya kualitas laporan keuangan. Sejalan dengan tujuan konvergensi IFRS adalah menjadikan laporan keuangan menghasilkan informasi yang valid untuk aset, hutang, ekuitas, pendapatan dan beban perusahaan, meningkatkan komparabilitas laporan keuangan, menyajikan informasi yang relevan dan reliable serta dapat dimengerti, dan laporan keuangan dapat diterima secara global. Standar IFRS yang berbasis prinsip, lebih condong pada penggunaan nilai wajar, dan pengungkapan yang lebih banyak dan rinci diharapkan dapat mengurangi manajemen laba. Jadi secara teoritis konvergensi IFRS diharapkan mengurangi manajemen laba yang dilakukan perusahaan.

Sumber : JRAK Vol.2 No.1 Januari 2011

Tulisan ini untuk memenuhi tugas softskill mata kuliah Akuntansi Internasional
Nama   : D. Auliasari
Dosen  : Jessica Barus, SE., MMSI
UNIVERSITAS GUNADARMA

Analisis Jurnal - Menguji Kualitas Standar Akuntansi Hasil Adopsi IFRS: Studi Empiris Pada PSAK No. 55 (Revisi 2006)


Tema/Topik     : Kulitas Standar Akuntansi Adopsi IFRS
Judul               : Menguji Kualitas Standar Akuntansi Hasil Adopsi IFRS: Studi Empiris Pada PSAK No. 55 (Revisi 2006)
Penulis            : Anis Chariri dan Sony Kusuma Soejanto hendro

Penelitian mengenai standar akuntansi masih jarang dilakukan. Selama ini penelitian mengenai standar akuntansi lebih menyorot kepada proses perumusan standar akuntansi (standards setting) dan adopsi IFRS. Dalam konteks Indonesia, Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) pada akhir Desember 2006 telah menerbitkan PSAK No. 55 (Revisi 2006) tentang pengakuan dan pengukuran instrumen keuangan serta beberapa standar akuntansi PSAK No. 55 (Revisi 2006) merupakan standar akuntansi yang kompleks karena bahasa yang digunakan sulit dipahami padahal mengakomodasi kebutuhan pengaturan instrumen keuangan yang berkembang pesat. Instrumen yang dipakai untuk mengumpulkan data adalah daftar pertanyaan berupa kuesioner yang disebarkan kepada mahasiswa akuntansi yang memenuhi kriteria sampel. Item pernyataan dalam kuesioner didesain berdasarkan kalimat yang terdapat paragraf-paragraf PSAK No. 55 (Revisi 2006). PSAK No. 55 (Revisi 2006) tergolong masih baru dan bahasa dalam PSAK No. 55 (Revisi 2006) belum dipahami oleh sebagian badan usaha. Menurut Boediono (2008) PSAK No. 55 (Revisi 2006) merupakan standar akuntansi yang kompleks karena bahasa yang digunakan sulit dipahami. Ketidakjelasan struktur bahasa (sintaktik) dan makna bahasa (semantik) dapat mempengaruhi tingkat pemahaman seorang atas pesan yang disampaikan. Implikasinya, mahasiswa akuntansi sebagai salah satu pihak yang berkepentingan terhadap SAK mengharapkan agar usaha yang dilakukan IAI melalui konvergensi SAK dengan IFRS dapat menjadikan SAK berkualitas terutama dari aspek isi (content) dan bahasa agar SAK lebih mudah dipahami sehingga tidak terjadi kesalahan penafsiran dan menunjang proses perkuliahan. Hal ini dibuktikan dari pengamatan Dewan dalam melaksanakan sosialisasi atas PSAK No. 55 (Revisi 2006), beberapa badan usaha memohon penundaan tanggal efektif PSAK No. 55 (Revisi 2006) untuk mempelajari, memahami dan menerapkan ketentuan-ketentuan yang ada dalam pada transaksi perusahaan (IAI, 2007). Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, mahasiswa akuntansi mempersepsikan PSAK No. 55 (Revisi 2006) sulit dipahami mahasiswa akuntansi mempersepsikan PSAK No. 55 (Revisi 2006) yang tidak memenuhi kriteria sebagai standar akuntansi yang berkualitas dari aspek isi (content) dan bahasa. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa standar akuntansi yang dihasilkan dengan cara menerjemahkan dari standar akuntansi internasional (IFRS) bukan satu-satunya cara terbaik untuk menghasilkan standar yang berkualitas. Standar akuntansi seharusnya dikembangkan dengan cara yang lebih sistematis sesuai dengan isu-isu yang muncul dalam praktek akuntansi. Penterjemahaan standar tersebut harus betul-betul dilakukan dengan akurat sesuai dengan konteksnya tidak sekedar diterjemahkan berdasarkan kata-katanya.

Sumber : Simposium Nasioanl Akuntansi XIII Purwokerto 2010

Tulisan ini untuk memenuhi tugas softskill mata kuliah Akuntansi Internasional
Nama   : D. Auliasari
Dosen  : Jessica Barus, SE., MMSI
UNIVERSITAS GUNADARMA


Analsis Jurnal - Harmonisasi Akuntansi Internasional: Dari Keberagaman Menuju Keseragaman




Tema/Toopik   :  Harmonisasi Konvergensi akuntansi

Judul                : Harmonisasi Akuntansi Internasional: Dari Keberagaman Menuju Keseragaman

Penulis             : Maryono

Adanya perbedaan praktek akuntansi yang diakibatkan oleh adanya perbedaan standard akuntansi dapat mengakibatkan daya banding akuntansi menjadi berkurang atau bahkan hilang sama sekali. Kondisi yang demikian ini tentu saja menimbulkan permasalahan yang serius mengingat tujuan penyampaian laporan keuangan oleh manajemen adalah untuk dapat difahami dan dipercayai oleh seluruh pihak yang berkepentingan. Metoda penelitian yang digunakan dalam tulisan ini adalah metoda penelitian deskriptif dengan menggunakan sumber data dari berbagai literature berupa buku, informasi di media cetak maupun elektroknik serta dari internet. tujuan penyusunan standar akuntansi tersebut untuk dapat dipergunakan sebanyak mungking negara di dunia maka dalam penyusunan standar akuntansi terntu saja Badan Standar Akuntansi Internasional mempertimbangkan kondisi sebagian besar Negara sehingga sesuai dengan kebutuhan mereka.Praktek bisnis yang telah berkembang di negara maju dan telah dibuat standar akuntansinya namun praktek bisnis tersebut belum berkembang di Indonesia tentu saja belum memerlukan standar akuntansi. Sementara praktek bisnis yang berkembang di Indonesia namun tidak berkembang di negara lainnya termasuk di negara-negara maju, maka dibuat standar akuntansinya seperti standar akuntansi untuk perbankan syariah. Khusus mengenai praktek bisnis di Amerika berkembang begitu pesat yang pada akhirnya memerlukan standard dan praktek akuntansi yang berkembang pula sesuai dengan perkembangan bisnis yang terjadi. Bila dibandingkan dengan Standar Akuntansi Keungan Indonesia maupun Standar Akuntansi Internasional maka standar akuntansi keuangan di Amerika jauh lebih banyak akibat praktek bisnis yang memang lebih beragam. Sementara standar akuntansi internasional yang lebih sedikit bila dibandingkan dengan Amerika bahkan Indonesia dapat dijelaskan bahwa standar akuntansi internasional berusaha sebanyak mungkin dapat mengadopsi berbagai keragaman standar akuntansi di berbagai negara di dunia. Standar akuntansi internasional tersebut diharapkan banyak negara yang dapat mengadopsi atau menggunakan standar yang ada untuk diberlakukan di negara masing-masing. Dengan demikian hasilnya menunjukkan usaha mengharmonikan akuntansi internasional, keberagaman praktek akuntansi di masa mendatang masih akan tetap terjadi. Hal ini mengingat bahwa keberadaan akuntansi sangat dipengaruhi oleh lingkungan di mana akuntansi berada, dan tiap tiap negara akan tetap mengalami perbedaan meskipun terdapat kecenderungan menuju keseragaman. Untuk lebih dapat mengharmoniskan akuntansi internasional maka perlu dibangun komunikasi dari berbagai pihak yang mempunyai kepentingan terhadap akuntansi dari berbagai negara, sehingga dapat mengurangi perbedaan-perbedaan dalam membangun standar maupun praktek akuntansi di masing-masing negara. Semakin seragam praktek akuntansi berarti kinerja antar perusahaan di berbagai Negara akan dengan mudah diperbandingkan melalui laporan keuangan yang mereka buat.


Sumber : Kajian Akuntansi, Pebruari 2010, Hal: 77 – 91, Vol. 2 No. 1 ISSN : 1979-4886 77

Tulisan ini untuk memenuhi tugas softskill mata kuliah Akuntansi Internasional
Nama   : D. Auliasari
Dosen  : Jessica Barus, SE., MMSI
UNIVERSITAS GUNADARMA

Rabu, 04 Mei 2016

STANDAR AUDIT DAN AKUNTANSI GLOBAL




·         Manfaat Konvergensi Internasional
Pendukung konvergensi internasional menyatakan bahwa banyak manfaat yang telah dirasakan dengan adanya konvergensi. Terakhir, surata kabar terkini mengusulkan adanya “global GAAP (prinsip akuntansi berlaku umum)”, yang keuntungannya antara lain :
1.      Standar laporan keuangan berkualitas tinggi yang digunakan secara konsisten diseluruh dunia dapat meningkatkan efisiensi dalam alokasi modal. Biaya modal akan dikurangi.
2.      Para investor dapat mengambil keputusan yang lebih baik dalam berinvestasi. Portofolio lebih bermacam-macam dan risiko keuangan dapat dikurangi. Transparansi dan persaingan di pasar global akan lebih terjaga.
3.      Perusahaan-perusahaan dapat meningkatkan strategi dalam mengambil keputusan mengenai merger dan akuisisi area usaha.
4.      Pengetahuan dan keahlian akuntansi dapat ditansfer tanpa batasan ke seluruh dunia.
5.      Ide-ide terbaik yang muncul dari aktivitas berstandar nasional dapat ditonjolkan dalam mengembangkan standar global dengan kualitas terbaik.
Sebagian argumen mengenai konvergensi akuntansi memiliki tujuan untukmeningkatkan efisiensi dalam operasional dan alokasi di pasar modal.
·         Harmonisasi Internasional
Harmonisasi merupakan proses untuk menigkatkan kompatibilitas (kesesuaian) praktik akuntansi dengan menentukan batasan-batasan seberapa besar praktik-prkatik tersebut dapat beragam. Standar harmonisasi ini bebas dari konflik logika dan dapat meningkatkan komparabilitas (daya banding) informasi keuangan yang berasal dari berbagai negara. Upaya untuk melakukan harmonisasi standar akuntansi telah dimulai jauh sebelum pembentukan Komite Standar Akuntansi Internasional pada tahun 1973. Harmonisasi akuntansi internasional merupakan salah satu isu terpenting yang dihadapi oleh pembuat standar akuntansi, badan pengatur pasar modal, bursa efek, dan mereka yang menyusun atau menggunakan laporan keuangan
Harmonisasi akuntansi mencakup harmonisasi :
1.        Standar akuntansi (yang berkaitan dengan pengukuran dan pengungkapan)
2.        Pengungkapan yang dibuat oleh perusahaan-perusahaan public terkait dengan penawaran surat berharga dan pencatatan pada bursa efek
3.        Standar audit
·           Keuntungan Harmonisasi Internasional
 Sebuah tulisan terbaru juga mendukung adanya suatu “GAAP global” yang terharmonisasi. Beberapa manfaat yang disebutkan antara lain:
1.      Pasar modal menjadi global dan modal investasi dapat bergerak di seluruh dunia tanpa hambatan. Standar pelaporan keuangan berkualitas tinggi yang digunakan secara konsisten di seluruh dunia akan memperbaiki efisiensi alokasi modal.
2.      Investor dapat membuat keputusan investasi yang lebih baik; portofolio akan lebih beragam dan risiko keuangan berkurang.
3.      Perusahaan-perusahaan dapat memperbaiki proses pengambilan keputusan strategi dalam bidang merger dan akuisisi.
4.      Gagasan terbaik yang timbul dari aktivitas pembuatan standard pat disebarkan dalam mengembangkan standar global yang berkualitas tertinggi.

·         Kritik Atas Standar Internasional
        Internasionalisasi standar akuntansi juga menuai kritik. Pada awal tahun 1971 (sebelum pembentukan IASC), beberapa pihak mengatakan bahwa penentuan standar internasional merupakan solusi yang terlalu sederhana atas masalah yang rumit. Dinyatakan pula bahwa akuntansi, sebagai ilmu sosial, telah memiliki flesibilitas yang terbangun dengan sendiri di dalamnya dan kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan situasi yang sangat berbeda merupakan salah satu nilai terpenting yang dimilikinya. Pada saat standar internasional diragukan dapat menjadi fleksibel untuk mengatasi perbedaan-perbedaan dalam latar belakang, tradisi, dan lingkungan ekonomi nasional, maka beberapa orang berpendapat bahwa hal ini akan menjadi sebuah tantangan yang secara politik tidak dapat diterima terhadap kedaulatan nasional.
Lebih jauh lagi, ditakutkan bahwa adopsi standar internasional akan menimbulkan “standar yang berlebihan”. Perusahaan harus merespon terhadap susunan tekanan nasional, politik, social, dan ekonomi yang semakin meningat dan semakin dibuat untuk memenuhi ketentuan internasional tambahan yang rumit dan berbiaya besar. Proses menjadikan standar akuntansi menjadi suatu standar internasional juga menimbulkan kritik. Kritik tersebut antara lain :
1.      Sebagian orang mengatakan bahwa standar internasional terlalu sederhana untuk memecahkan masalah yang rumit. Para kritikus bersikeras bahwa kemampuan untuk beradaptasi terhadap situasi – situasi yang sangat berbeda merupakan nilai terpenting dari akuntansi. Para kritikus ragu jika standar international dapat cukup fleksibel untuk mengatasi perbedaan-perbedaan latar belakang, tradisi dan lingkungan ekonomi disetiap negara.
2.      Anggapan bahwa ketika institusi keuangan international dan pasar international bersikeras menggunakan standar internasional, hanya firma-firma akuntansi internasional luaslah yang akan mampu memenuhi tuntutannya.
3.      Munculnya ketakutan bahwa penggunaan standar internasional akan menciptakan ‘standar overload’.
4.      Kritikus bersikeras bahwa standar internasional tidaklah cocok untuk perusahaan-perusahaan kecil dan menengah, terutama perusahaan yang tidak terdaftar akuntabilitas publik.
·         Rekonsiliasi dan Pengakuan Bersama
Dua pendekatan yang diajukan sebagai solusi yang mungkin digunakan untuk mengatasi permasalahan yang terkait dengan isi laporan keuangan lintas batas:
1.      Rekonsiliasi
Melalui rekonsiliasi, perusahaan asing dapat menyusun laporan keuangan dengan menggunakan standar akuntansi negara asal, tetapi harus menyediakan rekonsiliasi antara ukuran-ukuran akuntansi yang penting (seperti laba bersih dan ekuitas pemegang saham) di negara asal dan di negara dimana laporan keuangan dilaporkan.
2.      Pengakuan bersama (yang juga disebut sebagai “imbal balik” / resiprositas)
Pengakuan bersama terjadi apabila pihak regulator di luar negara asal menerima laporan keuangan perusahaan asing yang didasarkan pada prinsip-prinsip negara asal. 
·         Evaluasi
        Perdebatan mengenai harmonisasi mungkin tidak akan pernah terselesaikan dengan penuh. Beberapa argumen yang menentang harmonisasi mengandung sejumlah kebenaran. Namun demikian, semakin banyak bukti menunjukkan bahwa tujuan harmonisasi internasional akuntansi, pengungkapan, dan audit telah diterima begitu luas sehingga tren yang mengarah pada harmonisasi internasional akan berlanjut atau bahkan semakin cepat. Sejumlah besar perusahaan secara sukarela mengadopsi Standar Prlaporan Keuangan Internasional (Internasional Financial Reporting Standards-IFRS). Banyak negara telah mengadopsi IFRS secara keseluruhan, menggunakan IFRS sebagai standar nasional atau mengizinkan penerapan IFRS. Perbedaan nasional dalam faktor-faktor dasar yang menyebabkan perbedaan dalam akuntansi, pengungkapan, dan praktik audit semakin sempit karena pasar modal dan produk semakin internasional.

·         Penerapan Standar Internasional
Standar akuntansi internasional digunakan sebagai hasil dari :
1.      Perjanjian internasional atau politis
2.      Kepatuhan secara sukarela (atau yang didorong secara professional)
3.      Keputusan oleh badan pembuat standar akuntansi internasional
·         Penerapan Standar
Stamp dan Moonits telah mengemukakan bahwa strategi penerapan terbaik adalah dengan mengambil langkah preventif dalam profesi. Tindakan pencegahan diantaranya adalah penyertaan pendidikan, pelatihan, prosedur ujian yang komprehensif dan pendidikan profesional yang berkelanjutan.
·         Beberapa Peristiwa penting Dalam Sejarah Penentuan Standar Akuntansi Internasional
Ø  1959. Jacob Kraayenhof, mitra pendiri sebuah firma akuntan independen Eropa yang utama, mendorong agar usaha pembuatan standar akuntansi internasional dimulai.
Ø  1961. Group d’Etudes, yang terdiri dari akuntan professional yang berpraktik, didirikan di Eropa untuk memberikan nasihat kepada pihak berwenang Uni Eropa dalam masalah-masalah yang menyangkut akuntansi.
Ø  1966.Kelompok Studi Internasional Akuntan didirikan oleh institute professional di Kanada, Inggris, dan Amerika Serikat.
Ø  1973.Komite Standar Akuntansi Internasional (Internasional Accounting Standard Committee-IASC) didirikan.
Ø  1976.Organisasi untuk Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (Organization for Economic Coorporation and Development-OECD) mengeluarkan Deklarasi Investasi dalam Perusahaan Multinasional yang berisi panduan untuk “Pengungkapan Informasi”.
Ø  1977.Federasi Internasional Akuntan (International Federation of Accounting-IFAC) didirikan.
Ø  1977.Kelompok Para Ahli yang ditunjuk oleh Dewan Ekonomi dan Sosial Perserikatan Bangsa-bangsa mengeluarkan laporan yang terdiri dari empat bagian mengenai Standar Internasional Akuntansi dan Pelaporan bagi Perusahaan Transnasional.
Ø  1978.Komisi Masyarakat ropa mengeluarkan Direktif Keempat sebagai langkah pertama menuju harmonisasi akuntansi Eropa.
Ø  1981.IASC mendirikan kelompok konsultatif yang terdiri dari organisasi nonanggota untuk memperluas masukan-masukan dalam pembuatan standar internasional.
Ø  1984.Bursa Efek London menyatakan bahwa pihaknya berharap agar perusahaan-perusahaan yang mencatatkan sahamnya tetapi tidak didirikan di Inggris atau Irlandia menyesuaikan dengan standar akuntansi internasional.
Ø  1987.Organisasi Internasional Komisi Pasar Modal (IOSCO) menyatakan dalam konferensi tahunannya untuk mendorong penggunaan standar yang umum dalam praktik akuntansi dan audit.
Ø  1989.IASC mengeluarkan Draf Eksposure 32 mengenai perbandingan laporan keuangan. Kerangka Dasar untuk Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan diterbitkan aoleh IASC.
Ø  1995.Dewan IASC dan Komisi Teknis IOSCO menyetujui suatu rencana kerja yang penyelesaiannya kemudian berhasil mengeluarkan IAS yang membentuk satu kelompok inti standar yang komprehensif. Keberhasilan dalam penyelesaian standar-standar ini menmungkinkan Komisi Teknis IOSCO untuk merekomendasikan pengesahan IAS dalam pengumpulan Modal lintas batas dan keperluan pencatatan saham di seluruh pasar global.
Ø  1995.Komisi Eropa mengadopsi sebuah pendekatan daru dalam harmonisasi akuntansi yang akan memungkinkan penggunaan IAS oleh perusahaan-perusahaan yang melakukan pencatatan saham dalam pasar modal internasional.
Ø  1996.Komisi Pasar Modal AS (SEC) mengumumkan bahwa pihaknya ”….mendukung tujuan IASC untuk mengembangkan, secepat mungkin, standar akuntansi yang dapat digunakan untuk menyusun laporan keuangan yang dapat digunakan dalam penawaran surat berharga lintas batas.
Ø  1998.IOSCO menerbitkan laporan “Standar Pengungkapan Internasional untuk Penawaran Lintas Batas dan Pencatatan Saham Perdana bagi Emiten Asing”.
Ø  1999.Forum Internasional untuk Pengembangan Akuntansi (International Forum on Accountancy Development-IFDA) bertemu untuk pertama kalinya pada bulan Juni.
Ø  2000.IOSCO menerima, secara keseluruhan, seluruh 40 standar inti yang disusun oleh IASC sebagai jawaban atas daftar keinginan IOSCO tahun 1993.
Ø  2001.Komisi Eropa mengusulkan sebuah aturan yang akan mewajibkan seluruh perusahaan EU yang tercatat sahamnya  pada suatu pasar yang diregulasi untuk menyusun akun-akun konsolidasi sesuai dengan IAS selambatnya tahun 2005.
Ø  2001.Badan Standar Akuntansi Internasional (Internastiaonal Accounting Standars Board-IASB) menggantikan IASC dan mengambil alih tanggung jawabnya per tanggal 1 April.  Standar IASB disebut sebagai Standar Pelaporan Keuangan Internasional (IFRS) dan termasuk didalamnya IAS yang dikeluarkan oleh IASC.
Ø  2002.Parlemen Eropa menyetujui proposal Komisi Eropa bahwa secara nyata seluruh perusahaan EU yang tercatat sahamnya harus mengikuti standar IASB dimulai selambat-lambatnya tahun 2005 dalam laporan keuangan konsolidasi. Negara-negara anggota dapat memperluas ketentuan ini terhadap laporan keuangan perusahaan-perusahaan yang tidak melakukan pencatatan saham dan perusahaan secara individu. Dewan Eropa kemudian mengadopsi aturan yang memungkinkan hal ini tercapai.
Ø  2002.IASB dan FASB menandatangani “Perjanjian Norwalk” yang berisi komitmen bersama terhadap konvergensi standar akuntansi internasional dan AS.
Ø  2003.Dewan Eropa menyetujui Direktif EU Keempat dan Ketujuh yang diamandemen, yang menghapuskan ketidakkonsistenan antara direktif lama dengan IFRS.
Ø  2003.IASB menerbitkan IFRS 1 dan revisi terhadap 15 IAS.

·         Sekilas Mengenai Organisasi Internasional Utama yang Mendorong Harmonisasi Akuntansi
 Enam organisasi telah menjadi pemain utama dalam penentuan standar akuntansi internasional dan dalam mempromosikan harmonisasi akuntansi internasional :
1.      Badan Standar Akuntansi International (IASB)
2.      Komisi Uni Eropa (EU)
3.      Organisasi Internasional Komisi Pasar Modal (IOSCO)
4.      Federasi Internasional Akuntan (IFAC)
5.      Kelompok Kerja Ahli Antarpemerintah Perserikatan Bangsa-bangsa atas Standar Internasional Akuntansi dan Pelaporan (International Standars of Accounting and Reporting – ISAR), bagian dari Konferensi Perserikatan Bangsa-bangsa dalam Perdagangan dan Pembangunan (United Nations Conference on Trade and Development – UNCTAD)
6.      Kelompok Kerja dalam Standar Akuntansi Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (Kelompok Kerja OEDC)

·         International Accounting Standards Board (IASB)
International Accounting Standards Board (IASB), yang tadinya bernama IASC, merupakan badan penetapan standar independen untuk sektor pribadi yang didirikan pada 1973 oleh organisasi akuntansi prodesional di sembilan negara dan direstrukturisasi pada tahun 2001. Sebelum direstrukturisasi, IASC mengeluarkan 41 Standar Akuntansi Internasional (IAS) dan Kerangka Kerja dalam Penyusunan dan Penyampaian Laporan Keuangan. IASB memiliki tujuan sebagai berikut :
a)      Mengembangkan untuk kepentingan public, seperangkat standar akuntansi yang berkualitas tinggi, mudah dimengerti dan tidak sulit dilaksanakan, yang menuntut informasi berkualitas tinggi, transparansi dan sebanding mengenai laporan keuangan dan kondisi keuangan lainnya.
b)      Memajukan penggunaan dan penerapan yang tepat dari standar-standar yang dibuat.
c)      Memperhatikan kebutuhan khusus perusahaan kecil menengah dan perkembangan ekonomi guna memenuhi tujuan nomor (1) dan (2).
d)     Meningkatkan kualitas konvergensi standar akuntansi di setiap negara serta Standar Akuntansi International dan Standar Pelaporan Keuangan International.

·         Standar Inti IASC dan Persetujuan IOSCO
      IASB (sebagaimana pendahulunya IASC) selama ini tengah berjuang mengembangkan standar akuntansi yang akan diterima oleh regulator sekuritas di seluruh dunia. Sebagai bagian dari usaha ini, IASC mengadopsi rencana kerja untuk menghasilkan suatu inti yang komprehensif dari standar-standar berkualitas. Pada juli 1995, Komite Teknis IOSCO menyatakan persetujuannya akan rencana kerja yang telah disusun. Standar inti pun akhirnya lengkap dengan adanya persetujuan dari IAS 39 pada Desember 1998. Tinjauan ulang IOSCO akan standar inti dimulai tahun 1999, dan pada tahun 2000 IOSCO mengesahkan penggunaan standar IASC pendataan dan penawaran lintas batas.

·         Struktur IASB Baru
IASB telah direstrukturisasi bertemu untuk pertama kalinya di tahun 2001. Kepengerusan IASB setelah diubah antara lain:
a)      Dewan Pengawas, IASB memiliki 22 pengawas: enam dari Maerika Utara, enam dari Amerika Utara, enam dari Eropa, enam dari wilayah Asia/Pasifik, dan empat dari wilayah lainnya.
b)      Badan Pengurus IASB, Badan ini membangun dan meningkatkan standar laporan dan akuntansi keudalam dalam berbisnis.
c)      Dewan Penasihat Standar, Dewan Penasihat Standar yang anggotanya ditunjuk oleh pengawas. Tanggung jawab yang dilakukan adalah memberikan nasihat pada badan pengurus mengenai agenda dan prioritasnya, memberikan informasi pada badan pengurus mengenai gambaran kepengurusan dan individu yang ada dalam dewan ini dalam kegiatan-kegiatan pembuatan standar utama, dan memberikan nasihat lainnya kepada badan pengurus dan pengawas.
d)      International Financial Reporting Interpretations Committee (IFRIC), IFRIC menginterpretasi penggunaan Standar Akuntansi Internasional dan Standar Laporan Keuangan Internasional dan memberikan arahan interpretasi naskah dan meninjau komentar publik mengenai naskah tersebut, serta mendapatkan persetujuan dari badan pengurus untuk menyetujui interprestasinya.

IASB mengikuti proses yang diperlukan dalam penyusunan standar akuntansi. Setiap standar, IASB biasanya menerbitkan naskah diskusi yang berisi persyaratan-persyaratan yang mungkin diajukan dalam pembuatan standar, serta berisi argument-argumen yang mendukung dan menentang setiap standar.

·           Pengakuan dan Dukungan bagi IASB
 IFRS kini diterima secara luas di seluruh dunia. Standar tersebut digunakan oleh banyak negara sebagai dasar persyaratan akuntansi di Negara yang bersangkutan atau diadopsi secara keseluruhan, diterima oleh banyak bursa saham dan regulator yang memperbolehkan perusahaan asing dan dalam negeri untuk mengajukan laporan keuangan yang disusun sesuai dengan IFRS, dan diakui oleh EC dan badan internasional lainnya.

·         Respon U.S. Securities and Exchange Commission terhadap IFRS
Selama tahun 1990-an, Securities and Exchange Commission (SEC) berada di bawah tekanan yang main kuat untuk membuat pasar saham AS lebih bisa diakses oleh para penerbit efek non-Amerika. Saat itu, SEC memberikan dukungan dalam laporan keuangan yang digunakan dalam pelaporan keuangan lintas batas. Namun, SEC menyatakan bahwa tiga syarat yang harus dipenuhi agar standar IASB dapat diterima :
a)      Standar tersebut harus berisi susunan inti yang terdiri atas prinsip-prinsip akuntansi yang menyeluruh dan dapat diterima secara luas.
b)      Standar tersebut harus berkualitas tinggi-standar tersebut harus dapat menunjukkan comparability dan transparansi, dan standar tersebut harus tersedia untuk pengunkapan penuh.
c)      Standar tersebut harus diterapkan dan diinterprestasikan secara teliti.
Kemudian pejabat-pejabat senior SEC menunjukkan bahwa jika IASB dan FASB membuat cukup kemajuan dalam menggabungkan standar mereka, dan jika kemajuan yang cukup telah dibuat dalam menciptakan prasarana untuk proses interpretasi dan penguatan standar akuntansi, SEC akan mempertimbangkan untuk mengijinkan anggota asing untuk berbisnis di Amerika Serikat dengan menggunakan IFRS tanpa harus melakukan rekonsiliasi dangan GAAP Amerika Serikat.

·         Uni Eropa (Europen Union-EU)
 Salah satu tujuan EU adalah untuk mencapai integrasi pasar keuangan eropa. Untuk tujuan ini, EC telah memperkenalkan direktif dan mengambil langkah inisiatif yang sangat besar untuk mencapai pasar tunggal bagi :
1.      Perubahan modal dalam tingkat EU
2.      Membuat kerangka dasar hukum umum untuk pasar surat berharga dan derivatif yang terintegrasi
3.      Mencapai satu set standar akuntansi tunggal untuk perusahaan-perusahaan yang sahamnya tercatat.

·           Organisasi Internasional Komisi Pasar Modal (IOSCO)
 Organisasi Internasional Komisi Pasar Modal (International Organization of Securities Commissions-IOSCO) beranggotakan sejumlah badan regulator pasar modal yang ada di lebih dari 100 negara. Menurut bagian pembukaan anggaran IOSCO: Otoritas pasar modal memutuskan untuk bekerja bersama-sama dalam memastikan pengaturan pasar yang lebih baik, baik pada tingkat domestic maupun internasional, untuk mempertahankan pasar yang adil, efisien dan sehat:
Ø  Saling menukarkan informasi berdasarkan pengalaman masing-masing untuk mendorong perkembangan pasar domestic.
Ø  Menyatukan upaya-upaya untuk membuat standard an penhawasan efektif terhadap transaksi surat berharga internasional.
Ø  Memberikan bantuan secara bersama-sama untuk memastikan integritas pasar melalui penerapan standar yang ketat dan penegakkan yang efektif terhadap pelanggaran.
 IOSCO telah bekerja secara ekstensif dalam pengungkapan internasional dan standar akuntansi memfasilitasi kemampuan perusahaan memperoleh modal secara efisien melalui pasar global surat berharga. Tujuan utamanya adalah untuk memfasilitasi proses yang dapat digunakan para penerbit saham kelas dunia untuk memperoleh modal dengan cara yang paling efektif dan efisien pada seluruh pasar modal yang terdapat permintaan investor. Komite ini bekerja sama dengan IASB, antara lain dengan memberikan masukan terhadap proyek-proyek IASB.
·       Federasi Internasional Akuntan ( IFAC )
IFAC merupakan organisasi tingkat dunia yang memiliki 159 organisasi anggota di 118 negara, yang mewakili lebih dari 2,5 juta orang akuntan. Didirikan tahun 1977, dimana misinya adalah untuk mendukung perkembangan profesi akuntansi dengan harmonisasi standar sehingga akuntan dapat memberikan jasa berkualitas tinggi secara konsisten demi kepentingan umum.
Majelis IFAC, yang bertemu setiap 2.5 tahun, memiliki seorang perwakilan dari setiap organisasi anggota IFAC. Majelis ini memiliki suatu dewan, yang terdiri dari para individu yang berasal dari 18 negara yang dipilih untuk masa 2.5 tahun. Dewan ini, yang bertemu 2 kali setiap tahunnya, menetapkan kebijakan IFAC dan mengawasi operasinya. Administrasi harian dilakukan oleh Sekretariat IFAC yang berlokasi di New York, yang memiliki staf professional akuntansi dari seluruh dunia. Poin-poin dibawah ini, mengenai audit (independen, eksternal) yaitu :
1.      Alasan utama dari audit eksternal ini beragam di seluruh dunia
2.      Tanggung jawab auditor beragam diseluruh kota
3.      Orang yang dapat melakukan audit, bermacam-macam di seluruh dunia
4.      Negara-negara sekarang ini telah mengambil langkah untuk mempererat control akan profesi audit
5.      Auditor menghadapi tanggung jawab yang makin tinggi untuk meningkatkan penguasaan badan hukum

Tugas professional IFAC dilakukan melalui badan penyusunan standard dan panitia kerja.
Ø  Badan penyusun standar IFAC adalah :
1.      International Accounting Education Standards Board
2.      International Auditing and Assurance Standards Board
3.      International Ethics Standards Board for Accountants
4.      International Public Sector Accounting Standards Board

Ø  Panitian Kerja IFAC adalah sebagai berikut :
1.      Panel Penasihat Pemenuhan
2.      Komite Negara Berkembang
3.      Komite Pencalonan
4.      Komite Akuntan Profesional dalam bisnis
5.      Komite Usaha Kecil Menengah
6.      Komite Auditor Transnegara

Badan Standar Asuransi dan Auditing Internasional IFAC mengeluarkan Standar Internasional tentang Auditing (ISA), yang disusun ke dalam kelompok-kelompok di bawah ini :
1.      Pengenalan Kerja
2.      Prinsip dan Tanggung Jawab Umum
3.      Perkiraan Risiko dan Respon terhadap Resiko yang telah diperkirakan
4.      Bukti Audit
5.      Penggunaan Kerja Lainnya
6.      Area Khusus

IFAC memiliki hubunganyang dekat organisasi internasional lainnya, seperti IASB dan IOSCO. Laporan keuangan dari perusahaan-perusahaan yang makin banyak itu diaudit sesuai dengan Standar International IFAC tentang Auditing
·       Kelompok Kerja Antar Pemerintah PBB Untuk Pakar Dalam Standar Internasional
Akuntansi dan Pelaporan (ISAR)
ISAR dibentuk pada tahun 1982 dan merupakan satu-satunya kelompok kerja antar pemerintah yang membahas akuntansi dan audit pada tingkat perusahaan. Mandat khususnya adalah untuk mendorong harmonisasi standar akuntansi nasional bagi perusahaan. ISAR mewujudkan mandat tersebut melalui pembahasan dan pengesahan praktik terbaik, termasuk yang direkomendasikan oleh IASB. ISAR merupakan pendukung awal atas pelaporan lingkungan hidup dan sejumlah inisiatif terbaru berpusat pada tata kelola perusahaan dan akuntansi untuk perusahaan berukuran kecil dan menengah.
·       Organisasi Untuk Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan (OECD)
OECD merupakan organisasi internasional Negara-negara industry maju yang berorientasi ekonomi pasar. Dengan keanggotaan yang terdiri dari Negara-negara industry maju yang lebih besar, OECD sering menjadi lawan yang tangguh terhadap badan-badan lain (seperti PBB atau Konfederasi Internasional Persatuan Perdagangan Bebas) yang memiliki kecenderungan untuk melakukan tindakan yang bertentangan dengan kepentingan anggota-anggotanya.
·         Contoh Kasus

Kasus Phar Mor Inc


Phar Mor Inc, termasuk perusahaan terbesar di Amerika Serikat yang dinyatakan bangkrut pada bulan Agustus 1992 berdasarkan undang-undang U.S.Bangkruptcy Code. Phar mor merupakan perusahaan retail yang menjual produk yang cukup bervariasi, mulai dari obat-obatan, furniture, elektronik, pakaian olah raga hingga videotape. Pada masa puncak kejayaannya, Phar Mor mempunyai 300 outlet besar di hampir seluruh negara bagian dan memperkerjakan 23,000 orang karyawan yang berpusat di Youngstown, Ohio, United States. Phar-Mor dididrikan oleh Michael I. Monus atau biasa disebut Mickey Monus dan David S. Shapira di tahun 1982. Beberapa toko menggunakan nama Pharmhouse and Rx Place. Slogan Phar-Mor adalah ”Phar-Mor power buying gives you Phar-Mor buying power”.
Phar Mor Inc, merupakan pengecer barang-barang kering yang berkantor pusat diYoungstown, Ohio, didirikan pada tahun 1982 oleh David Shapira dan Michael I Monus. Monus sebagai Presiden dari Phar-Mor dan sangat terlibat dalam kegiatan operasional. Shapira, CEO dari  jaringan supermarket Giant Eagle, selaku pemegang saham terbesar Phar-Mor dan menjadi CEO. Perusahaan tumbuh dengan cepat dari satu toko ditahun 1982 menjadi lebih dari 300 toko dengan  penjualan senilai $3 M dalam 10 tahun. 
Ciri khas dari toko Phar-Mor selalu memberikan barang-barang diskon dengan pembelian dalam jumlah yang banyak. Barang dagangannya berupa video tape sampai dengan resep obat-obatan. Tahun 1980an, Youngstown masih terguncang dengan restrukturisasi industri bajanya. Hampir 50,000 pekerjaan hilang dan banyak bisnis yang meninggalkan pusat kota. 
Dibawah kepemimpinan Monus, Phar-Mor menjadi Youngstown dengan pendukung dan karyawan terbesar. Monus memulai dengan mengambil alih dua bangungan kosong di pusat kota, mengoperasikan toko Phar-Mor yang pertama dan mengkonversikan dalam bentuk lain dengan cara mengosongkan departement store, menjadi kantor pusat Phar-Mor. Kantor pusat menjadi titik fokus acara-acara yang ada dikota tersebut. 
Monus juga mendukung kegiatan kembang api dipusat kota dan Camp Tuff Enuff, sebuah program beresiko bagi anak-anak kecil dikota tersebut. Monus mewakili Universitas Youngstown, dimana masing-masing keluarga diberikan kursi bisnis. Monus membujuk Ladies Professional Golf Association untuk mengadakan kejuaraan di Youngstown bagi orang-orang yang antusias dan penggemar olahraga. Kemudian dia mencoba menarik Denver Rockies setelah gagal membujuk Major League Baseball sebagai franchise untuk piala Youngstown. Tahun 1987, Monus memulai liga bola basket dunia, yang terdiri dari 10 tim dari masing-masing kota.
Phar-Mor mulai mengalami kerugian pada tahun 1987. Kerugian tersebut tersembunyi dari pantauan Monus dan beberapa bawahan melakukan  peningkatan persediaan, aktiva lainnya, kewajiban dan biaya lainnya untuk menutupi margin  profit yang terus menyusut. Dua set buku disimpan, buku besar perusahaan yang berisi laporan  palsu dan buku besar tersembunyi yang terus membukukan laporan yang salah. Tindakan tersebut untuk menutupi kerugian dan memungkinkan mereka untuk meminta sejumlah bonus dari kinerja serta mempertahankan akses ke pasar modal dan permohonan kredit.
Laporan keuangan yang keliru digunakan untuk tujuan kredit senilai $1 M sebagai tambahan modal dari investor, termasuk Sears, Roebuck & Co, Westinghouse Electric Corp; beberapa  pengembang mall Mr Edward DeBartolo; dan mitra perusahaan sebagai afiliasi dari Lazare Freres. Sebagai perusahaan dengan kondisi keuangan yang memburuk, mereka bergantung kepada pembayaran dari supplier untuk menyembunyikan kerugian perusahaan. 
Supplier seperti Coca Cola Enterprises Inc, Fuji Photo Co dan Gibson Greetings Inc membayar senilai $138 juta antara tahun 1988 dan tahun 1992 sebagai pertukaran dengan Phar-Mor untuk tidak mereka dalam persaingan merek. Phar-Mor membeli sejumlah barangnya dengan para supplier yang dikenal atau memiliki hubungan dengan para eksekutif atau direktur Pahr-Mor. Contohnya, perusahaan menyewa sejumlah peralatan telepon dari perusahaan yang sebagian dimiliki oleh Monus. Menjual pakaian olahraga dari adanya Liga Bola Basket Dunia. Perhiasan imitasi dibeli dari Jewelry 90, Youngstown membeli sejumlah perhiasan tersebut dari grosir New York. Jewelry 90 dimiliki oleh David Karzmer, rekan bisnis dari Monus. Ayah Michael Monus, adalah direktur dari Phar-Mor, bekerja sebagai konsultan dari Jewelry 90. Dia dibayar senilai $354,754 untuk bekerja selama enam bulan di tahun 1992. Jika Phar-Mor membeli langsung dari grosir di New York akan menghemat senilai $2,1 M. 
Selama musim panas tahun 1992, agen perjalanan Youngstown mengatakan kepada Edward DeBartolo sebagai pemegang saham independen bahwa unit Phar Mor telah melakukan  pembayaran senilai $ 80.000 untuk menyelesaikan rekening tunggakan Liga Basket Dunia. DeBartolo meneruskan informasi tersebut ke Shapira, untuk dilakukan investigasi internal terhadap Phar-Mor.  Penyelidikan mengungkapkan bahwa DeBartolo hanya melihat puncak dari suatu permasalahan. Selama beberapa tahun, Monus telah menyalurkan sejumlah dana sekitar $10  juta ke Liga Basket Dunia. Sebagai mitra umum di liga tersebut, 60% dia sebagai pengendali dari masing-masing tim, dengan demikian Monus bertanggung jawab terhadap pembiayaan liga tersebut. Pemilik tim mengatakan bahwa setiap kali mereka membutuhkan uang, mereka akan menghubungi direktur keuangan Phar Mor-atau kontak ke divisi usaha kecil dan uang akan segera dikirimkan. Monus juga menggunakan sebanyak apapun uang untuk keperluan pribadi, termasuk $ 180.000 untuk sebuah rumah dengan lahan seluas 18.000 kaki persegi baru ia membangun, lengkap dengan lapangan basket. Sejumlah petugas lainnya dan direksi telah mendapat manfaat dengan mengorbankan Phar-Mor.
Sejarah mencatat kasus phar mor inc sebagai kasus yang melegenda di kalangan auditor keuangan. Eksekutif Phar Mor sengaja melakukan fraud untuk mendapat keuntungan financial yang masuk ke dalam saku pribadi individu di jajaran top manajemen perusahaan.

Analisis :

Dalam kasus Phar Mor Inc perusahaan melakukan fraud, top manajemen Phar Mor membuat dua laporan keuangan yakni, laporan inventory dan laporan bulanan keuangan (monthly financial report). Dan kedua laporan ini kemudian dibuat ganda oleh pihak manajemen. Satu set laporan inventory berisi laporan inventory yang benar (true report), sedangkan satu set laporan lainnya berisi informasi tentang inventory yang di-adjusment dan ditujukan untuk auditor eksternal.
Demikian juga dengan laporan bulanan keuangan, laporan keuangan yang benar berisi tentang kerugian yang diderita oleh perusahaan ditujukan hanya untuk jajaran eksekutif. Laporan lainnya adalah laporan yang telah dimanipulasi sehingga seolah-olah perusahaan mendapat keuntungan yang berlimpah.
Dalam mempersiapkan laporan-laporan tersebut, manajemen Phar Mor sengaja merekrut staf dari akuntan publik (KAP) Cooper & Lybrand, staf–staf tersebut kemudian turut dimainkan dalam fraud tersebut dan sebagai imbalan telah membuat laporan ganda mereka diberikan kedudukan jabatan penting.
Dalam kasus Phar Mor, fungsi control environment telah dikesampingkan. Control environment sangat ditentukan oleh attitude dari manajemen. Idealnya, manajemen harus mendukung penuh aktivitas internal audit dan mendeklarasikan dukungan itu ke semua jajaran operasional perusahaan. Top manajemen Phar Mor tidak menunjukan attitude yang baik. Manajemen kemudian justru merekrut staf auditor dari KAP Cooper & Librand untuk turut dimainkan dalam fraud.




Referensi :
Choi, Frederick. D. S. dan Gary K. Meek.2010.International Accounting Edisi 6 Buku 1. Jakarta:Salemba Empat.

Tulisan ini untuk memenuhi tugas softskill Mata Kuliah Akuntansi Internasional
Dosen : Jessica Barus, SE.,MMSI.
Nama   : D. Auliasari
              N. Setyorini

UNIVERSITAS GUNADARMA