Rabu, 05 Desember 2012

minggu 11-12-13


TUGAS PENGANTAR BISNIS
minggu 11-12-13
 
 
                                  KELOMPOK : 
  • Mega Nirmala Putri (24212514)
  • Indri Agustian F        (23212717)
  • Tiara Diana Y           (27212369)
  • Desi Aulia S             (21212885)
  • Dwi Catur A              (22212277)

 
1. Buatlah 1 contoh laporan keuangan perusahaan rill dan universal ( Neraca dan Laporan R/L )
Jawaban:




2. Apa arti dari CSR tentang tanggung jawab social suatu bisnis pada masyarakat dan berilah 1contoh perusahaan rill dan universal untuk implementasi CSR
Jawaban :
v  Pengertian Corporate Social Responsibility (CSR)
Menurut Kotler dan Nancy (2005) Corporate Social Responsibility (CSR) didefinisikan sebagai komitmen perusahaan untuk meningkatkan kesejahteraan komunitas melalui praktik bisnis yang baik dan mengkontribusikan sebagian sumber daya perusahaan.
Menurut CSR Forum (Wibisono, 2007) Corporate Social Responsibility (CSR) didefinisikan sebagai bisnis yang dilakukan secara transparan dan terbuka serta berdasarkan pada nilai-nilai moral dan menjunjung tinggi rasa hormat kepada karyawan, komunitas dan lingkungan.
Corporate Social Responsibilit(CSR)adalah suatu tindakan atau konsep yang dilakukan oleh perusahaan (sesuai kemampuan perusahaan tersebut) sebagai bentuk tanggungjawab mereka terhadap sosial/lingkungan sekitar dimana perusahaan itu berada.
v  Contoh bentuk tanggung jawab itu bermacam-macam, mulai dari melakukan kegiatan yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan perbaikan lingkungan, pemberian beasiswa untuk anak tidak mampu, pemberian dana untuk pemeliharaan fasilitas umum, sumbangan untuk desa/fasilitas masyarakat yang bersifat sosial dan berguna untuk masyarakat banyak, khususnya masyarakat yang berada di sekitar perusahaan tersebut berada. Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan fenomena strategi perusahaan yang mengakomodasi kebutuhan dan kepentingan stakeholder-nya. CSR timbul sejak era dimana kesadaran akan sustainability perusahaan jangka panjang adalah lebih penting daripada sekedar profitability.

v  Manfaat bagi Masyarakat & Keuntungan Bagi perusahaan
CSR akan lebih berdampak positif bagi masyarakat; ini akan sangat tergantung dari orientasi dan kapasitas lembaga dan organisasi lain, terutama pemerintah. Studi Bank Dunia (Howard Fox, 2002) menunjukkan, peran pemerintah yang terkait dengan CSR meliputi pengembangan kebijakan yang menyehatkan pasar, keikutsertaan sumber daya, dukungan politik bagi pelaku CSR, menciptakan insentif dan peningkatan kemampuan organisasi. Untuk Indonesia, bisa dibayangkan, pelaksanaan CSR membutuhkan dukungan pemerintah daerah, kepastian hukum, dan jaminan ketertiban sosial. Pemerintah dapat mengambil peran penting tanpa harus melakukan regulasi di tengah situasi hukum dan politik saat ini. Di tengah persoalan kemiskinan dan keterbelakangan yang dialami Indonesia, pemerintah harus berperan sebagai koordinator penanganan krisis melalui CSR (Corporate Social Responsibilty). Pemerintah bisa menetapkan bidang-bidang penanganan yang menjadi fokus, dengan masukan pihak yang kompeten. Setelah itu, pemerintah memfasilitasi, mendukung, dan memberi penghargaan pada kalangan bisnis yang mau terlibat dalam upaya besar ini. Pemerintah juga dapat mengawasi proses interaksi antara pelaku bisnis dan kelompok-kelompok lain agar terjadi proses interaksi yang lebih adil dan menghindarkan proses manipulasi atau pengancaman satu pihak terhadap yang lain.
v  Contoh perusahaan yg telah menerapkan Corporate Social Responsibility (CSR)
PT Bank Internasional Indonesia Tbk menyelenggarakan program tanggung jawab sosial (CSR) bernama ‘BII Berbagi’. Vice President Corporate CommunicationsBII, Esti Nugraheni menjelaskan, visi dari program ini membantu masyarakat membangun masa depan yang lebih cerah.
BII Berbagi fokus pada tiga bidang utama, yakni pendidikan ( education), kegiatan untuk mendukung hidup yang sehat ( promote healthy life), serta lingkungan dan kemasyarakatan ( environment & community) dengan tetap memiliki kepekaan terhadap situasi yang terjadi di Tanah Air, seperti jika terjadi bencana alam.
Di bidang pendidikan, BII menyadari tidak semua orang memiliki kesempatan yang sama untuk meraih cita-citanya. Itulah mengapa bank ini fokus di bidang pendidikan guna membantu mereka yang kurang mampu dalam mencapai masa depan yang lebih cerah.
Program pendidikan yang dimaksud, di antaranya beasiswa untuk siswa dan mahasiswa berprestasi dan kurang mampu. Selain itu, juga ada program pengembangan kompetensi perilaku (softskill).
BII juga, lanjut Esti, aktif mengunjungi sekolah ( school visit). ”Dalam pelaksanaan program ini akan dilakukan serangkaian kegiatan, seperti pengajaran pengetahuan umum, ilmu perbankan dasar, dan komputer,” paparnya.
Program CSR lainnya, adalah mendukung pola hidup sehat melalui kegiatan olahraga, seperti pembentukan spirit dan kultur untuk menjadi juara dan mewujudkan gaya hidup sehat, serta peduli terhadap peningkatan gizi 5.000 anak di 20 kota di Indonesia yang bekerja sama dengan World Food Programme (WFP). Peduli lingkungan, seperti penanaman pohon juga menjadi salah satu poin penting program CSR bank ini.
·         PT. Telkom. Dana kemitraan yang disalurkan secara bergulir kepada pengusaha kecil, menengah, dan koperasi hingga Juni 2007 sudah mencapai Rp 423,5 miliar. Tidak kurang dari 6.031 mitra binaan mendapat pelatihan atau kucuran dana dari PT Telkom. Di samping itu, PT Telkom melalui Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) telah  melakukan berbagai kegiatan dengan fokus utama di bidang pendidikan. Selain melakukan pengadaan infrastruktur internet di 83.000 sekolah dalam program Internet Go to School, serta menangani yayasan-yayasan pendidikan, dilakukan pula pelatihan teknologi dan komunikasi untuk 500 guru selama tahun 2006.
·         PT Kaltim Prima Coal (KPC), perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan batu bara di Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur, menyisihkan dana 5 juta dollar AS atau sekitar Rp 46,5 miliar per tahun untuk melakukan berbagai kegiatan. Agar lebih tepat sasaran, sekitar 1,5 juta dollar AS diserahkan ke Pemerintah Kabupaten Kutai Timur untuk pelaksanaan CSR. Adapun 3,5 juta dollar AS lainnya dilaksanakan sendiri dengan menggandeng LSM. Fokus kegiatannya terutama membina masyarakat sekitar hutan sehingga dalam praktiknya menggandeng pengelola Taman Nasional Kutai. Selain memberikan pelatihan pertanian organik, dikembangkan pula agrowisata dan pembibitan tanaman-tanaman lokal yang saat ini sudah mengoleksi 30 jenis buah khas Kalimantan Timur.

3. Jelaskan Perkembangan Bisnis Internasional pada kurun waktu 5 tahun terakhir dan 10 tahun mendatang

Jawaban :
Pertumbuhan bisnis internasional 5 tahun terkahir dan 10 tahun kedepan
Pasar Dunia Sebelum Krisis Keuangan Global
Sebelum krisis keuangan global, ekonomi dunia berpusat pada tiga pasar, yaitu Amerika Utara, Eropa dan Asia. Hal ini bukan berarti bahwa wilayah lain menjadi tidak penting, bukan berarti pula ketiga wilayah terssebut sama penting. Tiga wilayah tersebut adalah rumah bagi banyak ekonomi terbesar di dunia, korporasi multinasional terbesar, pasar finansial yang berpengaruh, dan konsumen berpenghasilan tertinggi.
Sementara itu, Griffin & Pustang (2005) menyatakan bahwa sebagian besar aktivitas perekonomian dunia terkonsentrasi dalam sekelompok negara yang disebut Tiga Serangkai (Jepang, Uni Eropa dan Amerika Serikat) atau Empat Serangkai (Tiga Serangkai ditambah dengan Kanada). Secara bersama-sama, 820 juta penduduk di negara-negara Empat Serangkai memproduksi 73% PDB (Produk Domestik Bruto) Dunia. Data tentang pangsa PDB dunia dapat dilihat pada Tabel 2. Sedangkan data tentang PDB dari 16 negara terbesar di dunia dapat dilihat di Tabel 3, dimana Indonesia masuk dalam kelompok 16 besar tersebut.

Tabel 2
Pangsa PDB Dunia ( % )
Negara
1970
2001
1. Amerika Serikat
36 %
32 %
2. Uni Eropa
26 %
25 %
3. Jepang
7 %
14 %
4. Kanada
3 %
2 %
5. Negara-negara lain
28 %
27 %
Total
100 %
100 %
Sumber : Bank Dunia, World Development Report, 2003
Banyak pakar bisnis, seperti Kenichi Ohmae menyatakan bahwa perusahaan-perusahaan besar harus bersaing di negara-negara Empat Serangkai jika mereka ingin mengimbangi para pesaing di industrinya. Banyak perusahaan multinasional telah mengoperasionalkan pernyataan Ohmae tersebut dan mengakui pentingnya bersaing secara global untuk memperluas basis pelanggannya. Pemikiran strategis global merupakan ciri khas indusrtri-industri seperti maskapai penerbangan, perbankan, sekuritas, otomotif, komputer, dan jasa akuntansi. Tabel 4 memperlihatkan bahwa banyak perusahaan besar yang berkantor pusat di negara-negara Empat Serangkai.
Hal ini tidak bermaksud mengatakan bahwa para manajer internsional dapat mengabaikan pasar di luar Empat Serangkai tersebut. Selama dua dasawarsa yang lalu, banyak di antara pasar ini telah tumbuh lebih cepat daripada pasar negara-negara Empat Serangkai tersebut. Tentu saja, para manajer yang cerdas makin membutuhkan pemahaman yang mendalam dan canggih tentang peluang-peluang yang tersedia di masing-masing wilayah belahan dunia.


Tabel 3
Negara-negara berdasarkan PDB (Purchasing Power Parity /PPP)
Tahun 2007
Ranking
Negara
PDB (PPP) Milyar US$
1
13,811,200
10,371,393
2
7,055,079
3
4,283,529
4
3,092,126
5
2,727,514
6
2,088,207
7
2,061,884
8
2,046,780
9
1,833,601
10
1,777,353
11
1,405,262
12
1,345,530
13
1,199,270
14
1,178,205
15
922,189
16
841,140
Ketimpangan kekuatan ekonomi negara-negara di dunia telah menimbulkan perbedaan yang mencolok kesejahteraan masyarakat di negara-negara di dunia. Hal ini dapat dilihat dari perbedaan pendapatan per kapita antar negara. Data tentang pendapatan per kapita dari beberapa negara dapat dilihat di Tabel 5.
Tabel 5
Daftar Negara Menurut Pendapatan Per Kapita Tahun 2007
Negara

Ranking

US Dollar
66
6,609
15
43,163
13
44,852
31
22,771
156
463
64
6,938
25
31,879
175
234
152
606
128
1,097
14
43,674
107
2,483
37
16,697
7
57,137
9
46,856
18
42,034
19
40,400
29,753
134
942
115
1,925
22
34,296
33
20,015
23
33,687
150
669
1
103,125
63
6,956
39
15,724
Singapore
21
35,163
120
1,623
6
58,513
92
3,732
157
440
17
42,501
11
46,099
12
45,725
140
829
Sumber : Bank Dunia

Dampak Krisis Keuangan Global

Krisis keuangan global yang berasal dari krisis yang terjadi di Amerika Serikat telah berdampak buruk terhadap perekonomian di berbagai negara di dunia. Memasuki triwulan IV tahun 2008, tujuh negara industri maju (Amerika Serikat, Jepang, Jerman, Inggris, Italia, Perancis dan Kanada) semuanya mengalami pertumbuhan negatif dan hal ini berlanjut pada triwulan I tahun 2009 dengan pertumbuahn negatif terbesar dialami oleh Jepang yaitu –9,7%. Pertumbuhan negatif juga dialami oleh kelompok New Industrial Countries (Korea Selatan, Hongkong, Taiwan, dan Singapore) dengan pertumbuhan negatif terbesar dialami oleh Taiwan dan Singapore masing-masing –10,2%. (Lihat Tabel 6).
Dampak negatif dari krisis keuangan global ini juga dialami oleh Indonesia berupa menurunnya tingkat pertumbuhan ekonomi, ditunjukkan oleh pertumbuhan ekonomi yang hanya mencapai 4,4% pada triwulan I tahun 2009. Dampak negatif dari krisis keuangan global tersebut bagi Indonesia dapat berasal dari beberapa faktor. Pertama, menurunnya kegiatan ekonomi di berbagai kawasan (Amerika Serikat, Uni Eropa, dan New Industrial Countries) secara langsung akan menurunkan permintaan ekspor produk Indonesia ke kawasan tersebut.

PERTUMBUHAN EKONOMI TUJUH NEGARA INDUSTRI UTAMA DAN BEBERAPA NEG.ASIA
 
Negara
Persen Per Tahun
2007
2008
2009
2012
2011
Amerika serikat
2.5
2.0
2.8
2.9
3.6
Jepang
1.0
2.4
2.0
1.9
2.7
Jerman
1.8
2.5
3.0
0.8
1.2
Inggris
2.5
3.0
2.8
2.1
2.8
Italia
0.3
1.6
2.0
0.7
1.5
Perancis
2.2
2.1
2.4
1.9
2.2
Kanada
1.7
2.7
3.1
2.9
3.1
Korea Selatan
5.7
5.1
5.2
4.0
4.6
Hongkong
6.8
6.4
7.0
7.1
8.5
Taiwan
6.1
5.7
4.0
4.2
6.2
Singapura
7.2
7.8
8.4
7.3
9.3
ASEAN

Indonesia
6.3
6.3
5.5
5.7
5.0
Malaysia
7.1
6.3
5.8
5.3
6.8
Thailand
6.0
4.9
5.1
4.6
6.3
Filipina
4.7
7.2
5.4
5.0
6.4



Pasar Dunia Setelah Krisis Keuangan Global
Krisis keuangan global telah mengubah peta kekuatan ekonomi dunia. Kelompok negara G-7 (Amerika Serikat, Inggris, Jepang, Perancis, Jerman, Kanada, dan Italia) yang selama puluhan tahun menjadi pengendali pergerakan ekonomi dunia saat ini tergusur oleh G-20 yang kini merupakan kelompok elit baru di pentas ekonomi dunia.
Presiden Amerika Serikat, Barack Obama, dalam penutupan pertemuan G-20 di London beberapa waktu lalu secara eksplisit mengakui terjadinya pergeseran kekuatan ekonomi yang cukup fundamental. Ia bahkan menyebutnya sebagai titik balik perekonomian global.
Meningkatnya peran G-20 memang terlihat nyata. Salah satu simbolnya, Cina bakal mendapatkan suara lebih besar dan kepemimpinan di IMF serta Bank Dunia, menghentikan dominasi AS dan Barat. Ekonomi dunia sudah sejak lama diprediksikan akan mengalami pergeseran ke kawasan Asia. Konsultan bisnis dan keuangan Goldman Sach, misalnya, sejak tahun 2003 telah memprediksikan bahwa lima besar ekonomi dunia pada 2040 adalah Cina, AS, India, Jepang dan Jerman. Jadi, tiga di antaranya merupakan negara Asia.
Indonesia juga diprediksikan memiliki posisi terhormat dalam tatanan ekonomi global mendatang. Bahkan organ intelijen Pemerintah Amerika Serikat, National Intelligence Council (NIC), secara konsisten menyebutkan Indonesia sebagai bagian dari Asia yang diperhitungkan dalam pergeseran peta kekuatan global. Pada tahun 2005, misalnya, NIC mengekspos kajian berjudul Rising Powers: The Changing Geopolitical Landscape 2020. Dalam tulisan tersebut disebutkan bahwa dunia pada 2020 adalah dunia kompleks dan akan diwarnai kehadiran kelompok negara yang pengaruhnya sedang bangkit dan memiliki peran penting dalam ekonomi global. Negara-negara itu adalah Cina, India, Indonesia, Afrika Selatan, dan Brasil. Studi NIC untuk kedua kalinya juga tak jauh berbeda dengan tetap menyebut Indonesia sebagai negara potensial.
Ada suatu fakta yang menarik bahwa krisis keuangan global telah mempercepat pergeseran peta kekuatan ekonomi itu. Melesatnya peran G-20 adalah buktinya. Sementara laporan lain, Goldman Sach mengenai prediksi perekonomian global 2050 menyebut Indonesia akan menjadi kekuatan ekonomi nomor 7 dunia setelah Cina, AS, India, Jepang, Rusia, dan Brasil. Ini melampaui Korea Selatan, Turki, Perancis, Inggris, Jerman, Italia, dan Kanada.
Sementara Price Waterhouse and Cooper (PWC) menyebutkan, pada 2050 akan muncul kelompok negara besar bernama E-7, beranggotakan AS, Cina, India, Jepang, Brasil, Indonesia, dan Rusia. Internasionalisasi sejumlah perusahaan besar di Indonesia semakin mengukuhkan kiprah Indonesia di peta ekonomi dunia. Sebagai contoh adalah Krakatau Steel yang dilirik raksasa baja asal India, Mittal; saham Indosat dibeli Q-Tel dari Qatar, Telkomsel dibeli Temasek Singapura, Lippo Bank diambil alih Khazanah-Malaysia; BCA, BII, dan Bank Buana dimiliki perusahaan Singapura, dan sebagainya. Tetapi, seberapa jauh peran Indonesia di pentas ekonomi global sangat ditentukan oleh strategi dan kebijakan pemerintah bersama usaha nasional dalam mengimplementasikan kesepakatan forum G-20, khususnya mengenai perundingan liberalisasi perdagangan dengan akses pasar lebih besar bagi negara berkembang. (Guspiabri Sumowigeno, Kebangkitan Asia, Kebangkitan Indonesia, 2009).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar