Nama : Desi
Auliasari
NPM : 21212885
1.
Koperasi Di dunia dan
berbagai Negara
A.
Inggris
Koperasi pertama yang
lahir di inggris adalah Koperasi Rochdale dibawah pimpinan Charles Howart pada
tahun 1844. Koperasi tersebut didirikan dikota rochdale, bagian utara inggris
yang beranggotakan 28 pekerja. Dan setiap tanggal 24 Oktober 1844, hari
lahirnya koperasi Rochdale diperingati sebagai hari “Gerakan Koperasi Modern”.
Sementara itu koperasi
konsumsi di Inggris menyatukan diri menjadi pusat koperasi pembelian dengan
nama The Cooperative Whole-sale Cociety
(C.W.S). CWS sangat berkembang, hingga pada tahun 1945 telah memiliki 200 unit pabrik dengan 9000
pekerja.
B.
Perancis
Pada tahun 1884 kaum buruh
perancis menuntut pemerintah untuk mendirikan koperasi atas gagasan Lois Blanc,
tetapi koperasi yang didirikan ini kemudian bangkrut.
Setelah hal itu koperasi
di perancis kemudian berkembang dengan pesat. Koperasi-koperasi tersebut
kemudian bergabung membentuk Koperasi Konsumsi Nasional Perancis (Federation Nationale Dess Cooperative de
Consommation) dengan anggota 476 koperasi. Dan jumlah anggotanya saat itu
mencapai 3.460.000 orang dengan 9900
buah toko dan memiliki perputaran modal
sebesar 3600 milyar franc pertahun.
C.
Jerman
Pada tahun 1808-1883
Herman Schultz-Delitsch seorang hakim dan anggota parlemen pertama di Jerman
mempelopori terbentuknya koperasi di Jerman
yang berhasil mengembangkan konsep badi prakarsa dan perkembangan
bertahap dari koperasi-koperasi kredit perkotaan, koperasi pengadaan sarana produksi
bagi pengrajin, yang kemudian diterapkan oleh pedagang-pedagang kecil.
Pedoman kerja koperasi
yang di beri nama Koperasi Simpan Pinjam Schultz ini adalah:
1. Uang simpanan sebagai
modal kerja koperasi dikumpulkan dari anggota.
2. Wilayah kerjaannya di daerah
perkotaan.
3. Pengurus koperasi dipilih
dan diberi upah atas pekerjaannya.
4. Pinjaman bersifat jangka
pendek.
5. Keuntungan yang diperoleh
dari bunga pinjaman dibagikan kepada anggota.
D.
Denmark
Perintisan koperasi di
Denmark didorong oleh bangkitnya petani yang tergabung dalam perkumpulan petani
kerajaan Denmark yang didirikan pada tahun 1709. Pada tahun 1800, beberapa
orang dermawan mendirikan “Spare Casse”
semacam bank tabungan untuk petani. Hingga tahun 1886 , diseluruh Denmark telah
berdiri 496 Spare Casse.
E.
Swedia
Koperasi di Swedia agak
unik. Usaha koperasi semula didirikan untuk memerangi kekuatan monopoli. Oleh
karenanya koperasi di Swedia, lebih mengutamakan penyediaan barang-barang
dengan harga murah dan kualitas baik. Mereka mengakui dengan berkoperasi akan
terhindar dari kaum kapitalis yang menguasai monopoli perdagangan. Koperasi
tersebut umumnya merupakan campuran dari usaha koperai, swasta, dan usaha
Negara yang sering disebut sebagai Type
Middle Way.
F.
Jepang
Pada tahun 1921 di jepang
didirikan 2 koperasi yang diberi nama Koperasi Nada dan Koperasi kobe dibawah
kepemimpinan Toyohiko Kagawa, bapak gerakan koperasi konsumen. Kedua badan
usaha ini bergabung atau amalgamasi menjadi Koperasi Nada Kobe ditahun 1962.
Kemudian berubah nama lagi menjadi Koperasi Kobe pada tahun 1991. Seiring
perkembangannya, kedua koperasi ini menjadi kekuatan yang mengemudikan koperasi
di jepang. Tujuan pergerakan koperasi di jepang ini adalah demi memperbaiki
kondisi kehidupan masyarakat miskin.
Selain Koperasi Kobe, pada
tahun 1951 didirikan gabungan Koperasi Konsumen Jepang (Japanese Consumers’ Co-operative Union, JCCU) yang merupakan
peletak dasar dan pendorong kemajuan koperasi.
Di jepang sendiri juga
terdapat koperasi-koperasi yang menyelenggarakan kegiatan serba usaha yang juga
tergabung dalam sebuah koperasi induk yang bernama Gabungan Perkumpulan Koperasi Pertanian Nasional (Zenkoku Nogyo Kyodokumiai Chuokai).
G.
Korea
Pada tahun 1961 dalam
rangka pelaksanaan undang-undang koperasi pertanian yang baru, bank pertanian
korea dan koperasi pertanian digabungkan menjadi satu dengan nama gabungan Koperasi
Pertanian Nasional (National Agricultural
Cooperative Federation) disingkat NACF. Gabungan ini bekerja atas dasar
prinsip-prinsip koperasi yang modern dan melakukan kerjanya atas dasar serba
usaha. NACF juga bertugas mengembangkan sector pertanian, meningkatkan peran
ekonomi dan social petani, serta menyelenggarakan usaha-usaha peningkatan
budaya rakyat.
H.
Amerika Serikat
Koperasi pertama yang
berdiri di Amerika Serikat adalah The
Philadelphia Contributionship From Lose By Fire. Semacam asauransi
kebakaran. Dan pada tahun 1880 berdiri koperasi-koperasi pertanian besar (History and Performance of Inkopkar 1995).
Sementara itu selama bertahun-tahun Amerika juga telah berkembang perkumpulan
simpan pinjam yang dikenal dengan nama Credit
Union, berkat anjuran Alphonso Desjardi (1854-1921).
2.
Analisa Perkembangan
Koperasi di Indonesia
Sejarah koperasi
bermula pada abad ke-20 yang pada umumnya merupakan hasil dari usaha yang tidak
spontan dan tidak dilakukan oleh orang-orang yang sangat kaya. Koperasi tumbuh
dari kalangan rakyat, ketika penderitaan dalam lapangan ekonomi dan sosial yang
ditimbulkan oleh sistem kapitalisme semakin memuncak. Beberapa orang yang
penghidupannya sederhana dengan kemampuan ekonomi terbatas, terdorong oleh
penderitaan dan beban ekonomi yang sama, secara spontan mempersatukan diri
untuk menolong dirinya sendiri dan manusia sesamanya.
Pada
tahun
1896 seorang Pamong Praja Patih R.Aria
Wiria Atmaja di Purwokerto mendirikan
sebuah Bank untuk para pegawai negeri. Yang merupakan
cikal bakal koperasi di Indonesia. Namun tidak berjalan dengan lancar pada saat
belanda menjajah indonesia. Begitu pula pada saat jepang menjajah indonesia. Setelah
Indonesia merdeka, pada tanggal 12 Juli 1947,
pergerakan koperasi di Indonesia mengadakan Kongres Koperasi yang pertama di Tasikmalaya. Hari
ini kemudian ditetapkan sebagai Hari Koperasi Indonesia. Sekaligus
membentuk Sentral Organisasi Koperasi Rakyat Indonesia (SOKRI) yang
berkedudukan di Tasikmalaya (Bandung sebagai ibukota provinsi sedang diduduki
oleh tentara Belanda). Pada era modernisasi saat
ini peran koperasi untuk membantu masyarakat semakin lemah.
Menurut
pendapat saya, koperasi di Indonesia masih dalam tahap perkembangan yang belum terlihat pesat pertumbuhannya. Banyak orang yang masih menganggap koperasi bukanlah
suatu alat simpan pinjam, melainkan suatu alat untuk membeli suatu barang yang ternyata
harganya lebih mahal jika dibandingkan dengan mal-mal sekitar atau supermarket.
Sebaiknya untuk pengurus
koperasi harus merubah pola pikir masyarakat Indonesia untuk tujuan sebenarnya
koperasi itu adalah alat untuk simpan pinjam yang mudah tidak terlalu banyak
persyaratan yang malah membuat kebanyakan orang terlalu lama dan berbelit. Dan
juga untuk membantu pengerajin barang-barang produksi asli Indonesia akan
kualitas kuantitas bahkan harga barang tersebut.
Untuk masyarakat Indonesia
juga seharusnya membantu untuk merubah pola pikir akan tujuan asli koperasi,
bukan hanya berbicara yang tidak terlihat tindakannya.
ENGLISH TRANSLATION
History of the cooperative began in the 20th century, which generally is
the result of the effort is not spontaneous and was not done by people who are
very rich. Cooperative grow from among the people, when suffering the economic
and social field generated by the capitalist system mounting. Some people whose
livelihoods are simple with limited economic capacity, driven by the suffering
and economic burden of the same, spontaneously unite to help himself and his
fellow man.
In 1896 a civil service R.Aria Patih Wiria Atmaja in Purwokerto set up a
bank for state officials. Which is the embryo of cooperatives in Indonesia. But
do not go smoothly when the Dutch colonized Indonesia. Similarly, when Japanese
invaded Indonesia. After Indonesian independence, on 12 July 1947, the
cooperative movement in Indonesia held the first Co-operative Congress in
Tasikmalaya. These days later designated as the Day of Cooperatives Indonesia.
Thus forming the Central Cooperative Organization Rakyat Indonesia (SOKRI)
lying in Tasikmalaya (Bandung as the capital of the province was occupied by
the army of the Netherlands). In the current era of modernization, the role of
cooperatives to help society weakened.
In
my opinion, cooperatives in Indonesia is still in the developmental stage who
has not seen growth. Many people still consider the cooperative is not a means
of savings and loan, but rather a tool to buy an item that turned out to price
more expensive when compared to the mall or supermarket.
Ought for
cooperative management must change the mindset of society Indonesia that the
purpose of the cooperative
is savings and loans were easy tool and
not too
many requirements are time consuming and complicated. And also to help craftsmen
goods production of indonesia about the quality of quantity and of the item
price.
Indonesian society
should also help
to change the mindset of the purpose of the cooperative actually,
not just to talk but has not seen actions.
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar